Ketika kamu memilih belajar SEO secara otodidak, kamu menemukan bahwa cara melakukan riset keyword itu punya banyak versi dan banyak sumber belajar. Akibatnya kamu semakin bingung dan makin banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai riset keyword yang benar seperti apa.
It’s okay, saya akan bantu kamu untuk mendapatkan jawaban-jawaban seperti contoh pertanyaan di bawah ini.
Bagaimana cara riset keyword yang benar? Apa saja tips melakukan riset keyword? Kesalahanan-kesalahan apa yang perlu dihindari ketika riset keyword?
Nah jawaban-jawabannya bisa kamu temukan di dalam artikel ini. Silahkan baca sampai habis, kalau mau to the point, klik aja topik yang mau kamu baca di daftar isi di bawah ini. Semangat belajar!
- Pengertian Keyword
- Kenapa Perlu Melakukan Riset Keyword?
- Siapa yang Harus Melakukan Riset Keyword?
- Kapan Harus Melakukan Riset Keyword?
- Konten Apa yang Perlu Dilakukan Riset Keyword?
- Apa Saja Tools Riset Keywords yang Gratis?
- Cara Melakukan Riset Keyword
- Setelah Riset Keyword, Lalu ditaruh Dimana Saja Keyword-nya?
- Kesalahan-kesalahan Saat Melakukan Riset Keyword
- Penutup
Pengertian Keyword
Keyword atau kata kunci adalah kumpulan kata atau kalimat yang dituliskan oleh pengguna mesin telusur untuk mendapatkan jawaban yang ingin mereka cari.
Contohnya, orang kalau cari Jasa UI/UX Jakarta, mereka mau hasil yang muncul di Google atau mesin penelusur yaitu kumpulan rekomendasi Agensi/individu yang menjual atau menawarkan jasa UI/UX yang berlokasi di Jakarta.
Nah, tugas kita sebagai praktisi SEO ialah menemukan keyword atau kata kunci yang tepat. Seperti apa keyword yang tepat? keyword yang biasanya ditanyakan oleh user mengenai bisnis kita di mesin penelusur. Entah itu keyword yang mengarah ke arah jawaban informatif atau jawaban yang menghasilkan konversi.
[Artikel: Jenis-jenis Keywords Wajib Praktisi SEO Perlu Ketahui – Soon]
Kenapa Perlu Melakukan Riset Keyword?
Supaya website kamu muncul sebagai jawaban dari pertanyaan yang dicari oleh pengguna internet di mesin telusur (Google). Sehingga, kamu bisa menjangkau lebih banyak pengguna/user yang nantinya bisa jadi potensial customer-mu.
Baca Juga: Manfaat SEO untuk Website dan Bisnis
Siapa yang Harus Melakukan Riset Keyword?
Siapa yang perlu melakukan riset keyword? Biasanya yang melakukan riset keyword adalah seorang marketer digital, website owner, blogger, dan SEO specialist.
Kapan Harus Melakukan Riset Keyword?
Riset keyword dilakukan ketika kamu ingin:
- Membuat ide konten baru. Konten baru yaitu jika ingin menulis artikel baru atau halaman produk/jasa baru.
- Mencari niche website baru. Ketika kamu ingin membuat website baru dan ingin mengetahui apakah orang-orang akan mencari topik website yang ingin kamu buat, maka riset keyword-lah dan cari tau demand serta kompetisi dari keyword tersebut.
- Mengoptimasi konten lama. Kadangkala search intent tiap tahun akan berbeda hasilnya di mesin penelusur, maka kamu perlu mencari keyword baru dan mengoptimasi konten lama dengan memasukkan keyword baru.
Konten Apa yang Perlu Dilakukan Riset Keyword?
Sebaiknya semua konten yang ada di dalam website seperti artikel, halaman utama, halaman about us, halaman produk, halaman jasa, FAQ, dan sebagainya perlu dilakukan riset keyword terlebih dahulu. Agar kita mengetahui apakah kalimat atau kata yang kita letakkan di dalam website sudah tepat atau belum, serta apakah kata kunci yang kita pakai akan dicari oleh user atau tidak.
Apa Saja Tools Riset Keywords yang Gratis?
Wahai kawan kaum mendang-mendingku yang ingin mencoba riset keyword tapi tidak ada uang untuk membeli beli tools yang premium. Mari berkumpul, kita senasib, maka dari itu saya akan beri tau tools atau platform gratis untuk melakukan riset keyword.
Berikut tools riset keyword gratis yang bisa kamu coba:
- Google Keyword Planner
- Google Auto-correct
- Google People Also Ask
- SEO Minion
- Ahrefs versi gratis
- Quora
Akan lebih bagus lagi kalau kamu bisa membeli tools premium semacam ahrefs, semrush, atau ubbersuggest. Karena selain kamu bisa belajar untuk riset keyword, kamu juga bisa belajar analisis menggunakan third-party tools.
Cara Melakukan Riset Keyword
Pertama. Analisis niche/topik website
Niche website adalah jenis website yang memiliki topik atau tema tertentu yang spesifik serta menargetkan audiens yang tertarik ke topik tersebut. Contoh niche website: olahraga, kesehatan, konsultasi psikolog, otomotif, digital marketing, UI/UX, teknologi, dsb.
Lalu, tugasmu apa ditahapan pertama ini?
Tugasmu adalah menganalisis dan menentukan niche atau topik website yang akan kamu buat atau optimasi. Kan lucu kalau kamu belum tau topik apa yang mau di bahas tapi sudah ngide bikin artikel atau landing page. Nanti malah jadi website gado-gado yang kedepannya akan susah untuk survive di hutan SERP.
Tahapan ini juga penting karena kamu sekalian mencari tau target audiens kamu siapa. Supaya kamu bisa dengan mudah membuat content strategy.
Kalau gak punya niche gimana nih?
Biasanya kalau bingung cari niche, nih orang baru mau nyemplung bikin blog, ingin mengembangkan websitenya, atau memiliki mimpi mempunyai passive income dengan monetize website. Sama gaes saya juga begitu kok, tenang aja. Demi cuan apa yang tidak kita coba, bukan?
Terus gimana cari nya? Nih saya kasih tau.
Cara cari ide niche website:
- Cari niche dari skill yang kamu bisa. contoh kamu punya skill UI/UX, ya buat bahasan mengenai UI/UX. atau kamu bisa web development, ya buatlah topik niche tentang web development.
- Cari niche dari minat yang kamu suka. Contoh, kamu suka anime, buatlah website yang membahas konspirasi kenapa One Piece belum tamat-tamat. Atau kamu memiliki hobi berkebun, buat website tentang cara berkebun best practice nya seperti apa.
- Cari bantuan rekomendasi ide niche. Kondisi ini jika kamu merasa mentok dengan mencari ide-ide diotak yang tidak lancar karena kurang dilatih. Sumber ide niche biasanya saya dapatkan di influencer SEO yang sering bahas niche-niche website. Memang kebanyakan influencer luar negeri, tapi ya tidak mengapa, daripada tidak ada. Contohnya, Nichesitelady, Nichebrew [kalau ketemu yang lain nanti saya tambah, kalau inget tapi]
Kedua. Mulai Melakukan Riset Keyword
Oke, mari kita awali dengan membuat suatu permisalan ya, supaya penjelasannya semakin mudah untuk ditelaah.
Contoh nih, kamu punya punya bisnis perbengkelan yang memiliki website. Niche-nya apa? Biasanya tentang otomotif. Nanti akan membahas apa? Ya tentang otomotif, tapi gak menutup kemungkinan bisa membahas topik lain dengan pembahasan yang tidak jauh dengan topik otomotif.
Targeted keyword atau keyword yang akan kita targetkan adalah “Bengkel Mobil”.
Ini ceritanya kita mau bikin artikel baru yang bisa menjangkau potensial customer untuk mencoba bengkel milik kita. Lalu, artikel tentang topik apa yang mau kita buat?
Biasanya kalau otak saya tidak bisa diajak kerjasama untuk mendapatkan ide keyword untuk artikel baru, maka saya memilih PPA (People Also Ask) sebagai bala bantuan. Untuk mencari ide konten bisa juga menggunakan PPA (People Also Ask), langkahnya adalah:
- masukkan keyword di Google>
- cari bagian People Also Ask di hasil penelusur>
- catat pertanyaan-pertanyaan yang biasa diajukan user di Google tentang keyword utama yang kamu cari>
- cek artikel/website mana yang menjawab pertanyaan yang diajukan >
- lakukan riset keyword >
- buat konten jawaban dari pertanyaan user yang lebih baik dibandingkan dengan kompetitor
Kamu juga bisa mencari ide topik untuk membuat konten dengan menggunakan Google autocorrect. Seperti gambar dibawah ini.
Maka kamu bisa memulai mencari keyword dengan berbagai cara, step yang biasanya saya lakukan adalah
- masukkan kata kunci di pencarian google >
- cek artikel yang berada di halaman pertama google >
- lihat judul pada artikel yang perform bagus >
- dapatkan keyword yang banyak digunakan oleh kompetitor >
- cari keyword dan search volume nya di ahrefs >
- lihat search volume, keyword difficulty, dan updated keyword-nya >
- pilih kata kunci yang ingin ditargetkan serta varian keyword berupa long tail keyword atau LSI (Latent Semantic Index) keyword >
- masukkan keyword dan resource topik artikel ke dokumentasi
Kalau kamu lihat dari daftar keyword yang muncul, ada beberapa pilihan yang bisa kamu jadikan keyword utama dan yang lainnya bisa menjadi varian keyword.
Karena ketika saya cek di Google, artikel yang paling banyak muncul dan mendapatkan ranking adalah daftar harga jasa bengkel mobil. Maka saya akan membuat konten mengenai “daftar harga jasa bengkel mobil”. Proses ini biasa kita sebut menganalisis search intent atau bahasa sederhananya mencari jawaban yang diinginkan oleh user.
Dalam kasus ini, user ingin jawaban yang lengkap mengenai jasa bengkel mobil beserta daftar harganya. Kalau dianalisis lebih lanjut, kita bisa membuat artikel mengenai daftar jasa beserta harga bengkel mobil yang diakhiri dengan menawarkan jasa bengkel yang kita miliki.
Lalu untuk keyword varian atau LSI keyword nya apa?
Biasanya saya cari lagi keyword utama di ahref dan akan muncul kata kunci lain yang membahas topik yang sama.
Setelah menemukan keyword nya, input keyword temuan di dokumen yang sudah kita buat.
Sudah selesai? Belum
Lanjutannya apa? Buat kontennya.
Lalu, ada pilihan lain untuk mencari ide konten yaitu dengan bantuan Google Keyword Planner. Caranya seperti di bawah ini:
- log in ke google ads >
- cari tools keyword planner >
- masukkan topik utama kamu di discovery keyword >
- cek topik-topik yang berhubungan dengan topik utama >
- kumpulkan ide kata kunci nya> cek kata kunci di Google ataupun ahrefs >
- masukkan keyword dan resource topik konten ke dokumentasi
Seseorang yang bekerja sebagai digital marketer sering menggunakan Google keyword planner untuk menentukan estimasi biaya campaign. Kalau kita lihat di gambar diatas menunjukkan harga bidding keyword paling tinggi dan paling rendah. Artinya, jika harga bidding-nya makin tinggi (top of page bid), maka kompetisi di SERP akan lebih tinggi. Lalu gunanya competition yang low itu apa? itu artinya yang melakukan bidding (advertiser) di bidang perbengkelan ini rendah.
Lalu, hubungannya dengan SEO apa? kamu bisa membantu para praktisi SEM untuk menentukan keyword yang tepat untuk campaign Google ads.
Setelah Riset Keyword, Lalu ditaruh Dimana Saja Keyword-nya?
Gambar di atas merupakan penempatan keyword atau kunci yang bisa kamu implementasikan di dalam artikel. Penambahan penempatan keyword bisa dilakukan di dalam meta description dan title tag. Kamu bisa input ini via html <head> atau optimasi menggunakan plugin yoast/aiseo di dalam wordpress.
Untuk optimasi penempatan keyword di landing page, homepage atau halaman services/produk bisa diletakkan di:
- Title page (Title tag)
- Meta description
- Copywriting konten halaman
- CTA (Click To Action)
Kesalahan-kesalahan Saat Melakukan Riset Keyword
Kesalahan-kesalahan yang biasanya dilakukan ketika melakukan riset keyword yang bisa kamu hindari adalah:
- Tidak mengetahui search intent dari suatu keyword
- Tidak mengecek kata kunci atau keyword di Google terlebih dahulu
- Tidak riset kompetitor. Ini bisa kamu lakukan dengan melihat kata kunci yang sama yang ditargetkan oleh kompetitormu di hasil penelusur. Analisis yang kamu lakukan bisa dengan mencari tau bagaimana kompetitormu membuat konten agar kamu bisa membuat konten yang lebih baik.
- Takut menarget kata kunci/keyword yang memiliki search volume rendah. Bahkan ada yang mengurungkan niat untuk menggunakan keyword tertentu yang search volume nya tidak ada, padahal kata kunci itu yang bisa membantu customer lebih memahami bisnis yang kita miliki.
- Mengikuti kemauan request keyword client tanpa riset terlebih dahulu. Client tidak selamanya raja ketika menargetkan keyword apalagi dengan target yang gak masuk akal. “saya mau kata kunci ini jadi ranking pertama di Google dalam satu hari”. Kalau kamu iyain, alamat migrain seminggu.
- Tidak mengecek apakah sudah membuat konten dengan kata kunci yang sama atau tidak. Hal ini agar menghindari membuat konten yang sama dua kali. Saya pernah handle agensi SEO yang gak paham beginian, akhirnya website perusahaan memiliki duplicate content yang banyak pol, nambah kerjaan dua kali.
- Tidak memiliki content strategy atau content planning. Ini bisa membuat riset keyword mu makin terarah dan kamu tidak kebingungan ketika melakukan riset keyword. [ Artikel Content Audit dan Content Strategy : Soon Publish]
- Tidak membuat/ memiliki dokumentasi riset keyword. Kamu bisa melakukan dokumentasi di Google Sheet atau Ms. Excel. Tujuannya adalah agar tracking dan monitoring konten yang sudah di publish lebih gampang.
Penutup
Saya tutup artikel ini dengan mengucapkan selamat kepada kamu yang telah menamatkan artikel ini sampai akhir. Klean keren.
Sebenarnya masih banyak yang bisa saya bahas mengenai riset keyword, apalagi banyak bahasa-bahasa yang kurang familiar bagi pemula di SEO. Akan saya lanjutkan pembahasannya lewat artikel selanjutnya.
Atau kamu bisa mengajukan topik artikel lain mengenai SEO lewat LinkedIn atau via email. I will try to cover new topics with new articles every week.